Selama ini aku sudah sering
dikejutkan oleh kabar duka yang datang tiba-tiba. Ya, kabar duka memang
selalu datang dengan tiba-tiba krn tak ada seorangpun didunia ini yg tau
batas usia seseorang. Tepatnya kemaren tanggal 16juli2013,
lagi-lagi aku mendapat berita duka yg dengan seketika membuyarkan alam
sadarku. Bukan tentang masalah berita kematian tp aku terdiam akan
sebuah nama yg aku terima itu. Nama yang kemudian memutar kembali
ingatanku akan semuanya tentang dia.
Ketidakpercayaan
akan berita itu muncul begitu kuat. Kenapa bisa begini? kenapa bisa
begitu? trs saja menjadi pertanyaan yg berputar tanpa tau jawabannya.
Ketidakpercayaan itu mungkin berubah menjadi kewajaran ketika seorang yg meninggal itu sudah berumur atau karena penyakit
yg diderita. Sering kita dengar orang mewajarkan orang meninggal dengan
kata-kata "yah maklum,,,memang sudah tua" atau "yah maklum,,,sakitnya
memang sudah parah". Tapi bagaimana jika orang itu masih muda dan sehat.
Maka orang-orang akan menggangap kematian sebagai hal yang sulit untuk
dipercaya.
Aku inget waktu dulu baru masuk SMA, temen SMPku Reni meninggal
dunia saat usianya blm genap 17tahun. Saat itu tentu saja aku gak
percaya kalo orang yg pernah aku kenal itu meninggal dunia secepat itu.
Tapi kemudian aku dan orang-orang mulai menerima berita itu krn memang
Reni meninggal krn sakit leukimia sejak SMP. Dia sudah sering
keluar masuk rumah sakit dan mungkin sudah sangat menderita dengan
penyakitnya itu. Kemudian waktu SMA juga aku kehilangan temen semasa SD
dulu, Ari. Dia meninggal karena kecelakaan kendaraan
bermotor. Lalu, waktu aku kuliah berita duka datang lagi dari temen
sewaktu SMA namanya Eko. Dia meninggal krn ditusuk orang. Ya, alasan itu emang cukup membuat orang-orang tidak percaya kenapa hal itu bisa terjadi.
Dan
kemaren tanggal 16Juli2013, berita duka datang dari temen sewaktu SD,
SMP, SMA ku. Tentu saja kebersamaan dlm waktu yg tdk sebentar itu
membuatku cukup menggenalnya. Dia adalah Dini Arif Setyabudi.
Yang meninggal krn dikeroyok sekumpulan orang yg sudah kehilangan logika
dan bahkan hati nurani mereka. Semenjak kemaren dan bahkan saat ini aku
menuliskan tentang dia, pikiranku masih lumpuh akan sebuah kenyataan
berita kematian itu.
Yang saat ini ingin aku tuliskan tentang dia hanyalah kutipan singkat dari novel tulisan Tere Liye dibukunya yg berjudul"sepotong Hati yang Baru", dalam tulisan ini sang penulis menuliskan sebuah kata "....ada seseorang dalam hidupmu yang ketika ia pergi, maka ia juga akan membawa sepotong hatimu..."
Entah
kenapa aku merasa dia telah membawa pergi separuh hatiku, dan kini yang
tersisa tinggal separuh lagi yg tentunya sudah tidak utuh.
Selamat jalan,,,selamat tinggal,,,semoga kamu disana bahagia dalam keabadian