Pagi harinya tepatnya tadi pagi tanggal 28 Maret 2012, aku meyakinkan diri untuk pergi ke tempat service laptop dengan membawa sejumlah uang yang bagiku bernominal banyak karena kata temenku kmrn (panggil: fata) setelah mendengar keluhanku dengan cepat kilat dia beranggapan klo pasti batre-nya yang rusak.
Labels
- Aneh-aneh (2)
- Belajar nulis (3)
- Catatan Pelajar (6)
- Celotehanku (5)
- Family (2)
- Kisahku (3)
- Pengalaman (2)
- Teman-Teman (3)
Blog List
Rabu, 28 Maret 2012
Dibalik Malu ada Kisah Bahagia
Pagi harinya tepatnya tadi pagi tanggal 28 Maret 2012, aku meyakinkan diri untuk pergi ke tempat service laptop dengan membawa sejumlah uang yang bagiku bernominal banyak karena kata temenku kmrn (panggil: fata) setelah mendengar keluhanku dengan cepat kilat dia beranggapan klo pasti batre-nya yang rusak.
Minggu, 25 Maret 2012
Sungguh Menyedihkan
Senin, 12 Maret 2012
Mereka kusebut sahabat
Rabu, 07 Maret 2012
Janji tinggal lah janji
Itu semua adalah gambaran umum tentang manusia yang pada hakikatnya memang sering lupa. Entah itu lupa krn di sengaja ataupun tidak. Kali ini aku mulai mengganti kata janji itu dengan niat. Berniat akan sungguh2 serius menyusun skripsi dengan cepat. Niat yang dulunya aku percayai akan memudahkan jalanku dlm mencapai tujuan, lama2 aku merasa semuanya telah memudar dengan berubahnya waktu. Kalau sekarang2 ini orang mulai mempertanyakan kenapa sampe saat ini aku belum lulus2 juga sebenarnya ada banyak alasan yang melatarbelakanginya. Mungkin terdengar sekedar mencari-cari alasan, tapi ijinkan kali ini aku untuk membela diri.
- Tiap hari harus lari2an kejar target. Dari wisuda Desember yang g bisa kekejar gara2 harus ganti novel sampe 3 kali. Ganti novel artinya harus berjuang dari awal lagi. Mencari pengganti novel, membaca dari awal, memahami sampai akhirnya memutuskan untuk seminar proposal lagi.
- Saat itu aku masih bisa berkata dalam hati "ya sudahlah,,masih ada kesempatan lain, yg penting skrg trs berusaha." Desember berlalu akupun kembali menyusun target untuk mengejar maret. Kali ini aku harus merasa yakin! Keyakinan ini tak hanya dibuktikan dengan kata2, tapi kali ini aku mulai mengimbangi dengan tindakan nyata. Aku mulai menjadikan perpustakan sebagai tempat tongkrongan dan menjadikan buku2 teory sebagai media menghabiskan waktu senggang (sedikit berlebihan, tapi aku juga sempat merasakan culture shock dengan perubahan ini :)). Tak hanya itu, aku mulai mengejar dosen pembimbing untuk segera mengoreksi paper (meski sering diabaikan)-> catatan: mengejar pembimbing mengajariku tentang perasaan sesorang mengejar cinta tapi selalu dicuekin.
Ternyata usaha itu pun bisa dibilang bertepuk sebelah tangan. Partner kerjaku alias dosen pembimbing tak bisa mengikuti ritme kerja ini. Lalu apa yang aku lakukan ketika partnerku itu ternyata harus keluar kota dengan agenda yg begitu rutin. Jakarta, Malaysia, bandung dan entah mana lagi karena memang bukan kewajiban dosen untuk ijin kepada anak bimbingnya(tak tau itu utk tugas kerja atau modus menghindar dari kejaranku). Apa aku harus mengekor juga?? Dan sekali lagi dengan berat hati maret harus aku ikhlaskan, karena target itu lagi2 harus berlalu. - Seperti musim gugur, teman2 seangkatan mulai berguguran. Satu persatu sudah mulai meninggalkanku(Tekanan besar ketika inget diawal2 perjuangan sama2, tapi berakhir dengan perpisahan yang sangat menyedihkan). Dengan sisa2 perjuangan, sekali lagi aku masih bisa berkata "masih ada juli". Yang sebenarnya itu bukanlah kata untuk menenangkan diri melainkan ungkapan kepasrahan seseorang akan nasib.
Senin, 05 Maret 2012
DEATH Line
- Mencari ide menyusun kata, mencari mood untuk menulis, dan mencari petunjuk dari Sang Maha Kuasa agar dimudahkan jalan dalam penulisan skripsi.
- Mengunggu pembimbing (menggajar, pergi, datang kekampus), menunggu mood pemimbing utk mengkoreksi, menunggu waktu yg tepat untuk menghubungi pembimbing, menunggu skripsi selesai dikoreksi pembimbing, dll.
Jumat, 02 Maret 2012
Mimpi VS Realita
Kita semua harus punya mimpi. Kenapa? karena dengan bermimpi kita telah memberikan energi positif pada diri kita untuk bisa mencapai mimpi itu. Kata2 itu terdengar cukup bijak bukan, tapi sekali lagi itu hanyalah kata bijak yang untuk menjadikanya nyata akan sangat sulit. Dari kecil kita sudah dilatih untuk bermimpi, teringat waktu masih kecil di pelajaran bhs indonesia seringkali guru kita memberikan tugas untuk membuat karangan tentang cita2 dimasa depan. Mungkin cita2 saya waktu itu sama seperti kebanyakan anak Indonesia lainnya, yaitu ingin menjadi dokter, entah kenapa profesi ini memang sangat laris manis dikalangan anak2 dan selanjutnya diikuti peringkat kedua diduduki oleh polisi yang banyak diminati kaum lelaki.
Sekarang aku mulai berfikir apakah dulu aku memang bercita2 ingin menjadi dokter atau krn ikut2an teman? ataukah faktor kepopuleran profesi tersebut yang terkesan menjadi profesi paling keren dikalangan anak2? Tapi anehnya cita2 itu mulai berubah seiring dengan bergantinya waktu. Mimpi dari dokter yang kemudian berubah ingin menjadi pramugari (tiba2 tersadar dengan melihat postur tubuh yang jauh dari kata layak), polwan (lagi2 terhambat karena postur dan ketertarikan pd bidang olahraga, yang slama ini menjadi pelajaran pantangan selama sekolah), perawat (mulai takut ketika harus melihat kenyataan klo g ada penyakit apapun yang terlihat indah), dan entah apa lagi mimpi2 yang tiba2 datang tapi dengan sekejap hilang begitu saja.
Itu semua adalah mimpi diwaktu kecil. Sekarang aku sudah dewasa, yang mulai tau bahwa kehidupan tak semudah waktu kita kecil dulu. Ketika hidup hanya dihabiskan untuk bermain, bermain, dan bermain. Kini aku sudah mulai takut untuk bermimpi. Dan keadaan ini membuatku mulai menjalani kehidupan dengan melihat realita yang ada.