Rabu, 28 Maret 2012

Dibalik Malu ada Kisah Bahagia

Diposting oleh fenty indrastuti di 06.19 0 komentar
Dari kemaren aku dipusingkan dengan nasib laptopku yang mendadak mati tanpa permisi terlebih dulu. Singkat cerita kemaren tiba2 laptopku mati waktu aku pake. Gimana g panik coba, semua data disimpen disitu, termasuk dokumen skripsi yang udah menuju babak final (Insya Allah). Dan keadaan lebih mencekam lagi ketika aku inget kalo selama ini aku g pernah nyimpen dataku dilaen tempat termasuk diflasdisk. MUSNAH SUDAH!! Tapi aku belum kehilangan akal, dengan gesitnya aku coba copot batre trs dipasang lagi dan ternyata hasilnya nihil, MASIH G NYALA JUGA. Aku masih terus memutar otak dan kemudian menemukan penemuan baru yaitu batre dilepas tapi dicharge. Dan hasilnya laptop NYALA!!! serasa pengen tepuk tangan sendiri menggagumi betapa genius nya diriku ini. Tapi kebahagian ini hanya kurasakan sebentar aja mengingat laptopnya Cuma bisa discharge tapi g bisa pake batere. Kan g lucu, bawa laptop tapi kemana-mana bawa charger. Mending bawa komputer sekalian kan?
Pagi harinya tepatnya tadi pagi tanggal 28 Maret 2012, aku meyakinkan diri untuk pergi ke tempat service laptop dengan membawa sejumlah uang yang bagiku bernominal banyak karena kata temenku kmrn (panggil: fata) setelah mendengar keluhanku dengan cepat kilat dia beranggapan klo pasti batre-nya yang rusak.

Mas servisan : pagi mbk ada yang bisa saya bantu?
Aku : Jadi gini mas, laptop saya ini kemaren waktu saya pake tiba2 mati mendadak. Kalo batrenya dilepas bisa nyala tapi sambil discharge (dengan suara lantang, nada frustasi, kalimat yang cukup panjng dan tentu dengan penjelasan detail)
Mas servisan : *menyimak dengan wajah datar*
Aku : (masih dengan nada mengebu-gebu) jadi gimana mas, apa mungkin batrenya yang rusak y? -> *sudah berani menyimpulkan sendiri.
Mas servisan : (mulai mengotak-atik laptop) kemaren udah coba batrenya dimasukin sambil discharge mbk?
Aku : (sudah mulai menjawab dengan suara pelan) Belum…
Mas servisan : saya coba dulu ya mbk?
Dan ternyata laptopnya NYALA
Mas servisan : Jadi gini mbk, ini laptopnya G RUSAK tapi BATRENYA HABIS
Aku : (wajah tertunduk dan kehilangan kata-kata) Oooo…
Mas servisan : (masih terlihat bersopan-santun dengan menahan tawa) mbknya kuliah dimana?
Aku : *dalam hati* (ini masnya mau basa-basi apa mau lebih mempermalukanku y, tapi aku sedikit lega krn masnya nanya kuliah yg artinya aku masih punya tampang intelek, dan bukan nanya “baru pertama kali pake laptop y mbk?”
Aku: : (suara pelan menahan malu) lalu biaya servisnya berapa mas?
Mas servisan : Engak usah mbk, ini laptopnya g diservis kok Cuma numpang nge-charge sebentar.
Aku : (senyum kecut, dan buru2 pamit pergi),,,makasih mas
Mas servisan : Iya. Oia mb, saran saya buat laptopnya Cuma satu, nanti kalo sampe rumah discharge 6jam y biar g mati.
Percakapan telah berakhir, dan ketika keluar aku cuma berharap semoga masnya pikun jadinya cepet lupa sama wajahku. Rasanya aku pengen face-off atau operasi wajah biar masnya g ngenalin aku lagi. BODOH..BODOH..aku maluuu… Aku terus berdoa semoga mas servisan tadi bukan orang yang suka ngrumpi sama temen2 arisan.
Beneran, aku dah punya laptop lama jadi tolong hilangkan pikiran kalian semua yang beranggapan aku gaptep yang super norak. Jadi aku emang punya kebiasaan nyalain laptop sambil ditinggal pergi. Biasanya keadaan ini rutin aku lakukan tp normal2 aja g prnh berkelanjutan seperti ini. Hal ini disebabkan krn iklan tivi yg kebanyakan boongnya, katanya internet anti lelet sama anti galau. Eh, nyatanya cuma omong kosong. Gara2 kemakan iklan itu aku beli, tapi nyatanya modem ini adalah sumber kegalauan. kalo mau donlot 1lagu ditinggal makan baru selese, 2lagu ditinggal makan sama mandi, nah kemaren aku donlot video yang pastinya bobotnya super gedhe makanya aku tinggal makan, mandi sama tidur. Itu sebabnya batre habis. Aku juga heran, kenapa g ada pikiran kalo batre habis, eh malah mikir kalo rusak. SUNGGUH MEMALUKAN!
____________________________________________________________________
Terlepas dari kisah bodohku itu, hari ini setidaknya ada hal menyenangkan juga yang terjadi dalam hidupku. Coba tebak, apa? kalo jawabanya berhubungan sama duid atau makanan SALAH TOTAL! Yang bener adalah SKRIPSI KU DI ACC. Jelasnya perasaan ini g bisa digambarkan dan diungkapkan lagi. Mungkin perasaan yg sama juga dirasakan dosen pembimbingku, yang merasakan kebebasannya akan segera kembali datang. Kehidupan tanpa dibebani kejaranku untuk segera mengoreksi skripsiku yang katanya bikin sakit sama pusing, sms2ku yang seolah bernada teroran,dll. Intinya selesai sudah acara ngejar2 dosen, revisi, stress, frustasi, dll. Perjalanan skripsi yang cukup panjang dan terjal seketika terobati hanya dengan tulisan singkat ACC. Terima kasih bapak pembimbingku yang baik hati, maafkan jika waktu yang bapak lewati dalam membimbing saya menjadi catatan hari terburuk untuk bapak. Jasa bapak takkan pernah saya lupakan (sambil memandangi skripsiku dengan tulisan ACC,,begitu indahnyaaa)

Minggu, 25 Maret 2012

Sungguh Menyedihkan

Diposting oleh fenty indrastuti di 21.47 0 komentar
Ambar: Pen, bsk jgn lupa dateng kewisudaku y?
Eka: Pokoknya bsk hrs dteng, Klo g dteng tega bgt!
Cuma sekilas aja sms yg aku cuplik dr tmnku yg besok pagi bakalan diwisuda dan itu blm diakumulasikan dari jumlah sms dari hari sebelumnya lo. Yah, aku taulah mungkin malem ini mereka lagi pada g bisa tidur menantikan hari esok utk jd wisudawan/wati, jadi mereka lampiaskan dengan menghantui teman2 lain yg sebenernya lg butuh ketenangan. Niat bulat utk menghiraukan sms mereka akhirnya aku jawab dengan jawaban Insya Allah(yg sebenernya 100% hati ini G MAU DATENG!) dan ternyata jawaban ini malah membuat mereka melakukan pemaksaan yang semakin sadis dengan meneror sms terus-menerus. Akhirnya aku mulai melancarkan aksi konfirmasi sama temen lain yg notabene senasib dan akhirnya muncullah kesepakatan utk DATENG :(
Dengan pergolakan batin yang cukup dahsyat (beneran) hari itu tgl 17 maret 2012 aku memberanikan diri melangkahkan kaki ke acara itu (baca: upacara wisuda) dengan KETERPAKSAAN. Kali ini aku harus tampil professional, layaknya artis papan atas meski hati ini menangis tapi bibir harus tetap harus meringis (Aseek)
Singkat cerita, saat paling mengharukan pun tiba. Sekumpulan orang berjubah hitam dengan dandanan terkeren mulai berjalan keluar. Tentu mereka mencari orang yang dikenal berharap mendapatkan seikat bunga atau ucapan selamat. GILAAKKK!! Aku g kuat melihat mereka, aku ingin meraung2 nangis minta toga mereka… TENANG, TENANG.. Aku masih harus stabil, perjalanan masih panjang. Berlanjut, SESI PEMOTRETAN! Mesti pake gaya apa ini? Senyum. Gimana cara senyum?
Alhasil dengan perjuangan yang cukup berat, aku berhasil menengelamkan egoku, untuk bisa merayakan kesedihanku diatas kebahagian mereka. Selamat teman, semoga secepatnya aku segera menyusul langkah kalian.
senyum "keterpaksaan"

tetep aja senyumnya paling lebar kalo liat kamera

Senin, 12 Maret 2012

Mereka kusebut sahabat

Diposting oleh fenty indrastuti di 19.59 2 komentar
Aku lupa kapan pertama kali ada signal kuat muncul diantara kita, yang dengan seketika membuat kita sepaham dan sepemikiran. Semua itu bukan hal yang direkayasa ketika tiba2 omongan kita selalu nyambung. Dan aku juga lupa kapan tepatnya inbox massage dipenuhi sms kalian, walaupun hanya sekedar sms yang terkesan kurang penting tapi anehnya justru itu yang aku tunggu. Meskipun seharian udah ketemu, tetep aja waktu udah pisah masih sms-an.
Aku beruntung bisa menemukan kalian, orang2 yang sepemikiran. Sekumpulan orang yang enga pusing ketika melihat sale dipusat perbelanjaan, sekumpulan orang yang g perlu ribet mencoret2 wajah dengan make-up tebal, dan sekumpulan orang yang g terlalu mendramatisir mengartikan apa itu cinta. Begitulah persahabatan kami yang terdengar sangat sederhana. Tapi itulah yang membuat kalian sangat berarti buatku.

Fenty, Fata, Afi
Fata, Maria, Fenty

Persamaan bukanlah satu2nya alasan kita bisa bersama, tapi perbedaan juga yang bisa menyatukan kita. Maria memang mempunyai keyakinan yang berbeda diantara kita, tapi dia mengajarkan kita bahwa perbedaan itu tidak selalu buruk justru dengan adanya perbedaan mengajarkan kita untuk saling menghargai.
Di era yang serba modern ini pasti terlihat aneh ketika melihat masih ada orang yang membawa ponsel unik ini. Ponsel yang lebih layak dimasukkan museum krn keantikannya, Ponsel yang keypadnya udah mulai luntur saking lamanya dipencet, dan ponsel yg selalu di silence krn bunyinya yg sangat annoying. Tapi inilah kita, orang2 yang tidak memusingkan diri untuk mengikuti trend. Meskipun dilatarbelakangi jg dr faktor keuangan tp kita juga bukan tipe orang2 yang dengan ikhlas hati mempertaruhkan uang hanya demi sebuah gensi. Jaman dimana orang saling tuker2an pin BB atau geser kanan kiri pake touchscreen dan entah apalagi.. Kami masih tetap keep old tradition dengan cara mempertahankan ponsel jaman leluhur ini. Selain itu, karena kami adalah anak2 yang patuh dan penurut yg senantiasa mengindahkan kata orang tua " HP itu g usah bagus2 yang penting bisa buat telpon sama sms". Meskipun sebnrnya kita juga tau, kalo sebnrnya orang tua kita g mau ngasih duid.

Selama ini aku belum pernah berterima kasih pada kalian atas tawa, canda, dan bahkan tangis yang kalian berikan. Terima kasih atas semua warna itu, buatku kalian akan selalu menjadi kenangan yang terindah.

Rabu, 07 Maret 2012

Janji tinggal lah janji

Diposting oleh fenty indrastuti di 05.21 0 komentar
Waktu SMP mau ke SMA aku berjanji sama diri sendiri kalo mau jadi anak rajin biar punya prestasi bagus. Kenyataanya adalah setelah jadi anak putih abu2 ternyata lebih banyakan mainnya daripada belajar. Waktu SMA mau jadi anak kuliahan aku juga berikrar sama diri sendiri mau jadi anak rajin biar kuliahnya cepet selesai. Eh, waktu udah jadi mahasiswa ternyata sama juga banyakan main daripada belajar. Setelah aku pikir2 ternyata aku mengidap penyakit latah juga, yg suka mengulang-ulang janji. Janji sama diri sendiri tapi nyatanya di ingkari juga sama diri sendiri.

Itu semua adalah gambaran umum tentang manusia yang pada hakikatnya memang sering lupa. Entah itu lupa krn di sengaja ataupun tidak. Kali ini aku mulai mengganti kata janji itu dengan niat. Berniat akan sungguh2 serius menyusun skripsi dengan cepat. Niat yang dulunya aku percayai akan memudahkan jalanku dlm mencapai tujuan, lama2 aku merasa semuanya telah memudar dengan berubahnya waktu. Kalau sekarang2 ini orang mulai mempertanyakan kenapa sampe saat ini aku belum lulus2 juga sebenarnya ada banyak alasan yang melatarbelakanginya. Mungkin terdengar sekedar mencari-cari alasan, tapi ijinkan kali ini aku untuk membela diri.

  • Tiap hari harus lari2an kejar target. Dari wisuda Desember yang g bisa kekejar gara2 harus ganti novel sampe 3 kali. Ganti novel artinya harus berjuang dari awal lagi. Mencari pengganti novel, membaca dari awal, memahami sampai akhirnya memutuskan untuk seminar proposal lagi.
  • Saat itu aku masih bisa berkata dalam hati "ya sudahlah,,masih ada kesempatan lain, yg penting skrg trs berusaha." Desember berlalu akupun kembali menyusun target untuk mengejar maret. Kali ini aku harus merasa yakin! Keyakinan ini tak hanya dibuktikan dengan kata2, tapi kali ini aku mulai mengimbangi dengan tindakan nyata. Aku mulai menjadikan perpustakan sebagai tempat tongkrongan dan menjadikan buku2 teory sebagai media menghabiskan waktu senggang (sedikit berlebihan, tapi aku juga sempat merasakan culture shock dengan perubahan ini :)). Tak hanya itu, aku mulai mengejar dosen pembimbing untuk segera mengoreksi paper (meski sering diabaikan)-> catatan: mengejar pembimbing mengajariku tentang perasaan sesorang mengejar cinta tapi selalu dicuekin.
    Ternyata usaha itu pun bisa dibilang bertepuk sebelah tangan. Partner kerjaku alias dosen pembimbing tak bisa mengikuti ritme kerja ini. Lalu apa yang aku lakukan ketika partnerku itu ternyata harus keluar kota dengan agenda yg begitu rutin. Jakarta, Malaysia, bandung dan entah mana lagi karena memang bukan kewajiban dosen untuk ijin kepada anak bimbingnya(tak tau itu utk tugas kerja atau modus menghindar dari kejaranku). Apa aku harus mengekor juga?? Dan sekali lagi dengan berat hati maret harus aku ikhlaskan, karena target itu lagi2 harus berlalu.
  • Seperti musim gugur, teman2 seangkatan mulai berguguran. Satu persatu sudah mulai meninggalkanku(Tekanan besar ketika inget diawal2 perjuangan sama2, tapi berakhir dengan perpisahan yang sangat menyedihkan). Dengan sisa2 perjuangan, sekali lagi aku masih bisa berkata "masih ada juli". Yang sebenarnya itu bukanlah kata untuk menenangkan diri melainkan ungkapan kepasrahan seseorang akan nasib.
Saya hanya bisa berkata mahasiswa hanya bisa berusaha tapi dosen pembimbinglah yang menentukan. Sekian usaha pembelaan diri saya kepada semua orang yang mempertanyakan kenapa sampai sekarang saya belum lulus juga. Mohon untuk dimaklumi, dan kepada kedua orang tua saya yang setiap hari selalu menanyakan hal serupa. Dari lubuk hati yang terdalam saya minta maaf karena untuk bulan ini saya terpaksa masih harus minta uang semesteran lagi.

Senin, 05 Maret 2012

DEATH Line

Diposting oleh fenty indrastuti di 04.39 0 komentar
Beberapa bulan belakangan ini aku baru disibukkan dengan aktifitas "mencari" dan "menunggu". Dua kata yang mendadak terdengar menjadi sangat menjengkelkan.
  1. Mencari ide menyusun kata, mencari mood untuk menulis, dan mencari petunjuk dari Sang Maha Kuasa agar dimudahkan jalan dalam penulisan skripsi.
  2. Mengunggu pembimbing (menggajar, pergi, datang kekampus), menunggu mood pemimbing utk mengkoreksi, menunggu waktu yg tepat untuk menghubungi pembimbing, menunggu skripsi selesai dikoreksi pembimbing, dll.
Itulah aktifitas yang mau g mau harus dilalui sebagai mahasiswa tingkat akhir (Tingkat akhir memang bisa diartikan dalam banyak jawaban, tapi tolong jangan tanyakan itu pada saya sekarang). Menulis memang hal sulit buatku, apalagi menulis sesuatu yang ilmiah. Menulis ketika harus terlihat benar dimata orang lain, mengkonsultasikan sampai tulisan itu sempurna dimata orang lain jg. Itulah ganjalan terbesar seorang mahasiswa untuk mengakhiri masa perkuliahan yaitu menyusun sebuah SKRIPSI.Kenapa harus mencari dan menunggu? (yang layaknya lebih tepat ditujukan orang yang sedang mencari pendamping) Alasannya, krn mahasiswa adl seseorang yg harus mengikuti prosedur yg ada, mahasiswa harus bisa menggalah krn memang butuh. Enga mungkin seorang mahasiswa seenak hatinya menyusun jadwal ketemu dosen tergantung agendanya (Bisa tapi jangan salahkan kalo g selese2) atau seorang mahasiswa seenak hatinya menulis skripsi tanpa arahan pembimbing (bisa tapi jangan harap bisa lulus), Mahasiswa yang udah nurut aja masih disusah2in apalagi yang seenak hatinya.


terlihat seperti tumpukan sampah yang layak dibuang


disaat kepenatan dan kebosanan mulai menerpa

Jumat, 02 Maret 2012

Mimpi VS Realita

Diposting oleh fenty indrastuti di 20.15 0 komentar

Kita semua harus punya mimpi. Kenapa? karena dengan bermimpi kita telah memberikan energi positif pada diri kita untuk bisa mencapai mimpi itu. Kata2 itu terdengar cukup bijak bukan, tapi sekali lagi itu hanyalah kata bijak yang untuk menjadikanya nyata akan sangat sulit. Dari kecil kita sudah dilatih untuk bermimpi, teringat waktu masih kecil di pelajaran bhs indonesia seringkali guru kita memberikan tugas untuk membuat karangan tentang cita2 dimasa depan. Mungkin cita2 saya waktu itu sama seperti kebanyakan anak Indonesia lainnya, yaitu ingin menjadi dokter, entah kenapa profesi ini memang sangat laris manis dikalangan anak2 dan selanjutnya diikuti peringkat kedua diduduki oleh polisi yang banyak diminati kaum lelaki.

Sekarang aku mulai berfikir apakah dulu aku memang bercita2 ingin menjadi dokter atau krn ikut2an teman? ataukah faktor kepopuleran profesi tersebut yang terkesan menjadi profesi paling keren dikalangan anak2? Tapi anehnya cita2 itu mulai berubah seiring dengan bergantinya waktu. Mimpi dari dokter yang kemudian berubah ingin menjadi pramugari (tiba2 tersadar dengan melihat postur tubuh yang jauh dari kata layak), polwan (lagi2 terhambat karena postur dan ketertarikan pd bidang olahraga, yang slama ini menjadi pelajaran pantangan selama sekolah), perawat (mulai takut ketika harus melihat kenyataan klo g ada penyakit apapun yang terlihat indah), dan entah apa lagi mimpi2 yang tiba2 datang tapi dengan sekejap hilang begitu saja.

Itu semua adalah mimpi diwaktu kecil. Sekarang aku sudah dewasa, yang mulai tau bahwa kehidupan tak semudah waktu kita kecil dulu. Ketika hidup hanya dihabiskan untuk bermain, bermain, dan bermain. Kini aku sudah mulai takut untuk bermimpi. Dan keadaan ini membuatku mulai menjalani kehidupan dengan melihat realita yang ada.



 

my life...my story Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea